STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Disusun Oleh:
Laili Hidayati Nursida (3301410029)
Noor Juni Widiyatmoko (3301410030)
Imam Santoso (3301410033)
Mohammad Yusuf (3301410034)
Arista Maulana Rosydin (3301410036)
Andre Adi Pramana (3301410037)
JURUSAN HUKUM DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
Teori
Belajar Dilihat dari Aspek Tujuan Pembelajaran
A. TEORI
BEHAVIORISTIK
Teori
behavioristik adalah teori belajar dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,
2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah
input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa
saja yang diberikan guru kepada murid, sedangkan respon berupa reaksi atau
tanggapan murid terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa
yang diterima oleh murid (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Aplikasi
teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa,
media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Tujuan pembelajaran menurut
teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar
sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut murid untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
B. TEORI
KONSTRUKTIVISTIK
Teori
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan
aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang
bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami
belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan
memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya, dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan kompetensi dirinya sendiri. Konstruktivisme
sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan
kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.
Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis
Adapun
tujuan pembelajaran dari teori belajar konstruktivisme adalah sebagai berikut:
♣
Menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi atau menjadi pemikir yang mandiri.
♣
Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu
sendiri.
♣ Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri
pertanyaannya.
♣ Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara
lengkap.
♣ Lebih menekankan pada proses belajar
bagaimana belajar itu.
Kesimpulannya
pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang berasaskan Konstruktivisme akan
memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan pembelajaran
yang sesuai dan murid dapat menentukan sendiri masa yang diperlukan untuk
memperoleh suatu konsep atau pengetahuan. Disamping itu, guru dapat membuat
penilaian sendiri dan menilai kefahamannya tentang sesuatu bidang pengetahuan
dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, beban guru sebagi pengajar akan
berkurangan di mana guru lebih bertindak sebagai pemudah cara atau fasilitator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar