Selasa, 18 September 2012

MEMUNGUT RUPIAH DEMI RUPIAH

Bayuningrum Wijiastuti dan Charisfa Nuzula



Suasana tampak lengang pasca halalbihalal keluarga besar Unnes di Auditorium (29/8). Hanya beberapa orang yang masih terlihat sibuk lalu lalang, merapikan kursi dan membersihkan ruangan. Termasuk Kastumi, warga asli Banaran, ia sibuk berlarian mengambil kardus-kardus bekas snack para tamu yang ditinggalkan begitu saja di dalam audit.
Pekerjaan menjadi pemulung yang sudah ditekuninya selama tiga tahun itu sebetulnya tidak begitu cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, namun demi menyekolahkan anaknya yang masih duduk di bangku SMA dia tetap melakukan pekerjaan tersebut.
“Biasanya saya tampung dulu barang-barang ini selama satu bulan, baru setelah itu saya setor dan dapat bayaran,” ujar Kastumi menjelaskan. Menurutnya, jika ada kegiatan besar di Unnes, ia bisa menyetorkan barang-barang rongsokan itu dalam 15 hari. Jadi, walaupun ia tidak mendapat bayaran dari Unnes karena membersihkan kardus-kardus bekas itu, ia cukup berterimakasih karena pendapatannya bertambah dengan adanya tambahan kardus-kardus bekas yang ada tersebut.
“Waduh, sebentar ya Mbak, saya keduluan yang lain,” ujar Kastumi dengan terburu-buru kepada reporter Express ketika melihat pemulung lain ikut mengambil kardus kardus bekas snack yang ada. Ia segera berlari melanjutkan tugasnya mengambil kardus kardus bekas snack. Mengambil yang masih tersisa, untuk sedikit menambah penghasilannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar