Bayuningrum
Wijiastuti dan Charisfa Nuzula
Suasana tampak
lengang pasca halalbihalal keluarga besar Unnes di Auditorium (29/8). Hanya beberapa
orang yang masih terlihat sibuk lalu lalang, merapikan kursi dan membersihkan ruangan.
Termasuk Kastumi, warga asli Banaran, ia sibuk berlarian mengambil kardus-kardus
bekas snack para tamu yang ditinggalkan begitu saja di dalam audit.
Pekerjaan
menjadi pemulung yang sudah ditekuninya selama tiga tahun itu sebetulnya tidak
begitu cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, namun demi menyekolahkan
anaknya yang masih duduk di bangku SMA dia tetap melakukan pekerjaan tersebut.
“Biasanya saya
tampung dulu barang-barang ini selama satu bulan, baru setelah itu saya setor
dan dapat bayaran,” ujar Kastumi menjelaskan. Menurutnya, jika ada kegiatan besar
di Unnes, ia bisa menyetorkan barang-barang rongsokan itu dalam 15 hari. Jadi, walaupun
ia tidak mendapat bayaran dari Unnes karena membersihkan kardus-kardus bekas itu,
ia cukup berterimakasih karena pendapatannya bertambah dengan adanya tambahan kardus-kardus
bekas yang ada tersebut.
“Waduh,
sebentar ya Mbak, saya keduluan yang lain,” ujar Kastumi dengan terburu-buru kepada
reporter Express ketika melihat pemulung lain ikut mengambil kardus kardus
bekas snack yang ada. Ia segera berlari melanjutkan tugasnya mengambil kardus kardus
bekas snack. Mengambil yang masih tersisa, untuk sedikit menambah penghasilannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar